Description
Seni pertunjukan tradisional bazar kerap kali dianggap “rendah”. Tidak baik untuk ditonton, berisi pertunjukan jorok, dan berpengaruh buruk bagi moral. Hal tersebut disebabkan gerakan para penari yang dianggap “erotis”. Pinggul yang bergerak ke kiri dan kanan, muka, dan belakang. Gerakan antara penari dan para penonton yang biasanya kaum pria nyaris “menempel”.
Buku ini menguak penggalan-penggalan kisah tabu di Nusantara, terutama berbagai hal yang berkaitan dengan seksualitas dalam kehidupan masyarakat pada periode sebelum kolonial, masa kolonial, hingga pasca-kolonial di Nusantara. Mulai dari masa kerajaan hingga masa modern. Dari sesuatu hal yang awalnya hanya urusan domestik hingga menjadi urusan publik. Sesuatu yang dilarang dan ditutupi justru semakin membuat orang penasaran untuk menyibaknya.
Penggalan mosaik-mosaik kisah tabu tersebut disusun menggunakan sumber primer dan sekunder. Buku ini sengaja tidak diberikan analisis secara ilmiah karena sifatnya hanya deskriptif. Hal menarik adalah berbagai hal tabu tersebut ternyata masih kita temukan pada masa kini, berkelindan dengan persoalan ekonomi, budaya, dan bahkan dijadikan komoditas politik.
Reviews
There are no reviews yet.