Description
Ketika tsunami melanda Aceh 26 Desember 2004, orang menyambutnya dengan duka yang mendalam, bahkan nyaris berwujud keputusasaan. Tetapi tidak bagi Jusuf Kalla. Ia selalu melihat peristiwa dari kaca mata berbeda.
Bagi JK, setiap krisis adalah peluang untuk mengubah keadaan. Dengan logika dan pengalamannya yang panjang saat mendamaikan Poso dan Ambon, ia tiba pada kesimpulan bahwa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pasca-tsunami tidak akan berjalan efektif bila konflik bersenjata terus bergolak. Buku ini mengungkap cerita di balik layar perundingan Helsinki yang berujung pada perdamaian Aceh. Tsunami yang kerap dipandang sebagai musibah, sesungguhnya juga membawa berkah.
Reviews
There are no reviews yet.