Tak Ada Nasi Lain

Saptono lahir dan tumbuh bersama kesengsaraan bangsa pada masa penjajahan mbala tentara Dai Nippon. Ia ikut kelaparan saat kota Solo menjadi ajang pergulatan paham komunis, yang disusul dengan konflik kaum pejuang kemerdekaan dengan pasukan Belanda-NICA. Dalam ketaksempurnaannya, Saptono punya tanggung jawab sebagai pembimbing bangsa dan keluarga. Sebuah novel sejarah yang merekonstruksi kehidupan sosial masa lalu sebagai bahan pembelajaran demi terciptanya masa depan yang lebih baik.

Klik di sini untuk masuk akun Kompas.id & lakukan pembelian.

Description

Saptono lahir dan tumbuh bersama kesengsaraan bangsa pada masa penjajahan mbala tentara Dai Nippon. Ia ikut kelaparan saat kota Solo menjadi ajang pergulatan paham komunis, yang disusul dengan konflik kaum pejuang kemerdekaan dengan pasukan Belanda-NICA. Dalam ketaksempurnaannya, Saptono punya tanggung jawab sebagai pembimbing bangsa dan keluarga. Sebagai penyandang cacat lahir-batin, Saptono tak dapat bersyukur atas kelahirannya di dunia, padahal ia dilahirkan sebagai bayi bangsawan, tapi hidup tanpa wahana feodal. Ia lahir di tempat yang salah, di zaman yang salah, dan diasuh indung kandung yang salah pula. Tempatnya di Surakarta Hadiningrat, di akhir zaman feodal, zaman Perang Asia Timur Raya, sekaligus zaman revolusi kemerdekaan Indonesia. Sebuah novel sejarah yang merekonstruksi kehidupan sosial masa lalu sebagai bahan pembelajaran demi terciptanya masa depan yang lebih baik.

Additional information

Weight 0.5 kg
Dimensions 14 × 21 cm
ISBN

978-979-709-716-5

Penerbit

Penerbit Buku Kompas

Penulis

Suparto Brata

Tanggal Terbit

2013

Jumlah Halaman

548

Ukuran

14 x 21 cm

Reviews

There are no reviews yet.

Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.