Kronika Tionghoa di Tapanuli Selayang Pandang
Original price was: Rp108.000.Rp25.000Current price is: Rp25.000.
Kisah ini berawal dari kedatangan bangsa kulit putih secara bergantian sejak abad ke-18 ke Tapanuli. Dimulai dari armada Prancis, kongsi dagang Inggris, dan kemudian kompeni Belanda pernah mendirikan bentengnya disekitar teluk Tapanuli. Sebagai daerah yang dihuni oleh mayoritas suku Batak, di buku ini ditemukan kisah secara sumir tentang asal-usul suku ini. Disinggung juga tentang imigran dari Tiongkok pada pertengahan abad ke-19 yang semakin deras meninggalkan tanah leluhur menuju Nan Yang/Nusantara. Kisah “koeli kebun” di Tanah Deli, masuk melalui pelabuhan Belawan, pada abad 19-awal abad ke-20 yang sarat penderitaan di kalangan imigran Tionghoa. Diketahui banyak juga di antara eks koeli kebun ini menuju Tapanuli, kemudian membentuk komunitas Tionghoa di Barus, meskipun sekarang kota itu tidak lagi menyisakan kisah Tionghoa tempo dulu. Penyebaran Tionghoa meluas ke daerah Tanah Batak utara sehingga komunitas Tionghoa semakin banyak berdiam di sini. Kisah seorang tokoh Kapitan Tionghoa Yoe Kim Lay dan keluarganya yang cukup berpengaruh di kota Tarutung juga mendapat ruang. Akulturasi budaya antara Tionghoa dan penduduk lokal berjalan baik melalui perkawinan silang. Kiranya apa yang terjadi di Tapanuli dapat menambah khazanah Tionghoa di luar Pulau Jawa yang sangat sedikit terekspos.
Weight | 0,4 kg |
---|---|
Dimensions | 21 × 14 × 3 cm |
Penulis | |
Penerbit | Penerbit Buku Kompas |
Tahun terbit | |
Halaman | 304 halaman |
Genre | Social Science |
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.