Sahabat Masyarakat Batak
Rp89.000
SEJARAH memang perjuangan melawan lupa, terlebih bagi orang Tionghoa peranakan. Bahkan meski meninggalkan dokumen tertulis, atas nama politik, terkadang harus “ditiadakan”. Konon pula, mereka yang hanya meninggalkan cerita lisan. Namun, setiap orang pada dasarnya punya hak untuk menulis, atau diriwayatkan secara tertulis. Tentu jika sejarah hidup orang itu punya jejak inspiratif bagi orang lain. Yoe Kim Lay (1861-1948), seorang peranakan Tionghoa Batak kelahiran Padangsidempuan, 2 Januari 1861, salah satunya.
Ia lahir di tengah keluarga miskin, tak pernah menikmati sekolah. Pada 1887, ia mengadu nasib ke Tarutung sebagai kuli angkut barang, menyusuri jalan parlanja sira (pengangkut garam) Sibolga-Tarutung yang berjarak 60-an km. Namun, ia dikenal sebagai pekerja keras, gigih, hemat, dan pintar bergaul.
Namun, zaman malaise (1930) mengakhiri riwayat kemasyhuran usaha dagangnya. Harta bendanya ludes untuk membayar pajak ke kas pemerintah kolonial. Tahun 1933, ia memilih menjadi penginjil, berjalan kaki dari Parsingkaman, Hubu, Poriaha hingga Barus. Ia dan keluarganya dibaptis pada Desember 1930 di HKBP Pearaja. Ia wafat di Sibolga pada 25 Agustus 1948. Di Tapanuli Utara, juga Kota Tarutung, siapa pernah mendengar namanya?
Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.
Reviews
There are no reviews yet.