Gagalnya Sistem Kanal Pengendalian Banjir Jakarta dari Masa ke Masa

Rp179.000

Buku original
Ukuran buku : 14cm x 21cm
Halaman : 464
Penulis : Restu Gunawan
Genre : Social Science

DAPATKAH Banjir Kanal Timur atau Kanal Banjir Timur (KBT) jadi solusi pamungkas bagi persoalan banjir Jakarta? Jawabnya masih perlu ditunggu sampai pengerjaannya benar-benar usai dan kanal yang dibangun di sepanjang sisi timur Ibu Kota itu berfungsi sepenuhnya.
Sejak lama diyakini, masalah banjir Jakarta dapat diatasi dengan membangun kanal-kanal, terusan, sudetan, dan saluran (drain). Pada belahan pertama abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda menggali kanal Kali Malang, antara daerah Manggarai-Karet. Kanal tersebut kemudian dikenal sebagai Kanal Banjir Barat. Setelah Indonesia merdeka, sebelum membangun KBT, pemerintah juga telah menggali Cengkareng Drain, Cakung Drain, serta Sudetan Kali Sekretaris (1983-1985).
Namun, masalah geografis Jakarta kerap dilupakan masyarakat. Jakarta adalah kota yang terletak di daerah dataran yang sangat rendah, bahkan di beberapa tempat, ketinggian permukaan tanahnya hanya 0-7 meter dpl, bahkan sebagian di bawah permukaan laut dalam bentuk rawa-rawa. Sehingga tingkat sedimentasi yang tinggi di sungai-sungainya membuat air tidak dapat mengalir sesuai hukum gravitasi. Kanal-kanal yang diharapkan dapat membantu menggelontorkan air hujan dengan cepat ke Teluk Jakarta pun tak dapat berfungsi maksimal.
Dalam buku ini, sejarawan Restu Gunawan membahas soal banjir di Jakarta melalui pendekatan struktural yang melihat aspek sejarah perkotaan, sosial, budaya, dan geografis. Selama kurun waktu sekitar tiga perempat abad (1911-1985), bermacam usaha pemerintah untuk mengendalikan banjir, termasuk dengan membangun berbagai kanal, terbukti tak mampu membebaskan warga Jakarta dari ancaman banjir pada setiap musim penghujan.
Menurut Restu, diperlukan perubahan paradigma dalam pengendalian banjir Ibu Kota. Di samping pendekatan teknis, juga diperlukan pende- katan sosial dan budaya. Apabila ancaman banjir tak kunjung bisa diatasi, bukan tidak mungkin siklus banjir 200 tahunan akan terjadi dengan berpindahnya pusat kota ke tempat yang lebih tinggi.
Inilah buku yang mengupas masalah banjir Jakarta secara komprehensif dan tuntas!

Silakan daftar atau login ke akun Kompas.id Anda untuk mulai bertransaksi di Gerai Kompas dan mendapatkan bonus CASHBACK (berupa poin yang dapat menjadi DISKON untuk transaksi selanjutnya).

Daftar/Login Sekarang

Buku original

Ukuran buku : 14cm x 21cm

Halaman : 464

Penulis : Restu Gunawan

Genre : Social Science

DAPATKAH Banjir Kanal Timur atau Kanal Banjir Timur (KBT) jadi solusi pamungkas bagi

persoalan banjir Jakarta? Jawabnya masih perlu ditunggu sampai pengerjaannya benar-

benar usai dan kanal yang dibangun di sepanjang sisi timur Ibu Kota itu berfungsi sepenuhnya.

Sejak lama diyakini, masalah banjir Jakarta dapat diatasi dengan membangun kanal-kanal, terusan, sudetan, dan saluran (drain). Pada belahan pertama abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda menggali kanal Kali Malang, antara daerah Manggarai-Karet. Kanal tersebut kemudian dikenal sebagai Kanal Banjir Barat. Setelah Indonesia merdeka, sebelum membangun KBT, pemerintah juga telah menggali Cengkareng Drain, Cakung Drain, serta Sudetan

Kali Sekretaris (1983-1985).

Namun, masalah geografis Jakarta kerap dilupakan masyarakat. Jakarta adalah kota yang

terletak di daerah dataran yang sangat rendah, bahkan di beberapa tempat, ketinggian permukaan tanahnya hanya 0-7 meter dpl, bahkan sebagian di bawah permukaan laut dalam

bentuk rawa-rawa. Sehingga tingkat sedimentasi yang tinggi di sungai-sungainya membuat air tidak dapat mengalir sesuai hukum gravitasi. Kanal-kanal yang diharapkan dapat membantu menggelontorkan air hujan dengan cepat ke Teluk Jakarta pun tak dapat berfungsi maksimal.

Dalam buku ini, sejarawan Restu Gunawan membahas soal banjir di Jakarta melalui pendekatan struktural yang melihat aspek sejarah perkotaan, sosial, budaya, dan geografis. Selama kurun waktu sekitar tiga perempat abad (1911-1985), bermacam usaha pemerintah untuk mengendalikan banjir, termasuk dengan membangun berbagai kanal, terbukti tak mampu membebaskan warga Jakarta dari ancaman banjir pada setiap musim penghujan.

Menurut Restu, diperlukan perubahan paradigma dalam pengendalian banjir Ibu Kota. Di samping pendekatan teknis, juga diperlukan pende- katan sosial dan budaya. Apabila ancaman banjir tak kunjung bisa diatasi, bukan tidak mungkin siklus banjir 200 tahunan akan terjadi dengan berpindahnya pusat kota ke tempat yang lebih tinggi.

Inilah buku yang mengupas masalah banjir Jakarta secara komprehensif dan tuntas!

Weight 0,7 kg
Dimensions 14,0 × 2,0 × 21,0 cm

Reviews

There are no reviews yet.

Only logged in customers who have purchased this product may leave a review.

SKU: 582512056 Category: Tag: