PRAKSIS PANCASILA Pengamalan Ideologi di Perusahaan Gobel

Buku original
Ukuran buku : 14cm x 21cm
Halaman : 192
Penulis : Nasihin Masha
Genre : SOCIAL SCIENCE

Thayeb Mohammad Gobel konsisten dalam mempraktikkan sila-sila Pancasila di perusahaannya. Ia sangat peduli dengan apa yang ia sebut sebagai “manajemen Pancasilais”. Bagi Thayeb, praktik berusaha merupakan bagian dari praktik pembangunan nasional, dan pembangunan nasional merupakan wujud dari pengamalan Pancasila.

Rasa kebangsaan, cinta Tanah Air, kesadaran, dan pengamalan Pancasila bukan sesuatu yang given, melainkan harus ditanamkan, dihidup-hidupkan melalui kata-kata verbal, tindakan, dan wawasan kognitif. Semua ini dipraktikkan Thayeb M. Gobel di perusahaannya.

Dalam Mukadimah Falsafah Dasar PT Panasonic Manufacturing Indonesia, ihwal Pancasila ini sudah tertera dengan jelas. Pada bagian lain, tertulis, “Bahwa dengan berasaskan Pancasila sebagai satu-satunya asas dan meneladani kehidupan pohon pisang, maka ditetapkan Tujuh Prinsip Perusahaan sebagai pedoman dalam memimpin dan menjalankan perusahaan”.

Salah seorang teladan penting yang luput dari perhatian saya adalah Thayeb M. Gobel. Setelah membaca kepeloporan dan
keteladanannya, terungkap bahwa Thayeb adalah mutiara terpendam yang wajib kita angkat ke permukaan. Ia adalah a living example dari kepemimpinan moral capital dalam praksis sila kelima Pancasila.
—Yudi Latif, Penulis Buku Tetralogi tentang Pancasila

Thayeb M. Gobel adalah eksponen pengusaha nasional yang sukses mengamalkan Sistem Ekonomi Pancasila dalam arti
praksis dan behavioral yang digambarkan dalam kariernya di dunia bisnis.
—Didin S. Damanhuri, Guru Besar Ekonomi IPB
dan Pengajar di Lemhannas

Nasihin Masha selama 25 tahun menekuni profesi sebagai wartawan yang menjadi pilihan hidupnya. Ia mengajukan
pensiun dini setelah tak lagi memiliki kebebasan untuk menulis akibat iklim politik yang tak sehat. Pada puncak kariernya, ia menjadi Pemimpin Redaksi Harian Republika. Setelah itu, ia menjadi praktisi komunikasi publik dan menulis sejumlah buku, seperti Perjuangan Melawan Kalah dan Jungkir Balik Pers.